Perusahaan modal ventura Antler yang berbasis di Singapura bertujuan untuk berinvestasi di 70-80 startup pada tahap pendanaan awal atau pra-pembibitan. Hampir separuh atau 30-35 perusahaan sasaran berasal dari Indonesia.
Co-Founder dan Managing Partner Antler Asia Jussi Jussi Salovaara mengatakan prospek pertumbuhan startup di Asia Tenggara sangat menjanjikan. Salah satunya, di Indonesia dengan pasar yang sangat besar.
“Kami mendukung startup dari tahap awal, membantu mereka menemukan bisnis, berinvestasi sekitar US$ 125 ribu dan mendapat 10% saham,” ujar Jussi saat berbicara kepada media di Singapura, Selasa (16/5).
Antler telah beroperasi di Indonesia sejak awal tahun 2022. Hingga saat ini, mereka telah berinvestasi di 34 startup Indonesia yang tersebar di 16 sektor pada tahap awal.
Jussi mengaku tidak berinvestasi secara khusus pada startup di sektor tertentu. Namun, menurutnya ada beberapa sektor yang cukup menarik seperti fintech, logistics tech, dan climate tech.
“Saya kira teknologi iklim akan menjadi tren global dan akan terus berlanjut. Kita akan melihat banyak perusahaan di bidang teknologi iklim,” ujarnya.
Direktur Program Antler Indonesia Kanta Nandana mengatakan pihaknya membiayai perusahaan start-up sejak awal dan berinvestasi di hampir semua sektor. Pihaknya masih sangat optimis dengan perkembangan perusahaan start-up di segala sektor.
“Tapi kita memang melihat sektor mana yang masih banyak gap. Di bidang UKM misalnya, masih banyak yang belum terdigitalisasi, dari segi akses, keuangan, inventori, supply chain. Jadi kita juga sangat tertarik dengan yang terkait dengan UKM,” katanya.
Ia menjelaskan, Antler membantu membangun startup sejak awal melalui program inkubator yang berlangsung selama 10 minggu. Pada tahap ini, mereka membantu menemukan mitra dan tim untuk para pendiri, serta mengembangkan ide bisnis mereka.
“Setelah minggu ke-10, kami akan finalkan dari segi kelayakan komersial. Lalu siapa yang paling maju untuk mendapatkan investasi dari kami,” kata Kanta.
Ia mengatakan, pihaknya juga membantu perusahaan start-up untuk berkembang di level pembiayaan selanjutnya. Hal ini dilakukan dengan memberikan akses kepada jaringan investor atau modal ventura lainnya untuk memperoleh investasi pada tahap selanjutnya.