liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Aruna Ungkap Tantangan Terbesar Startup Perikanan Indonesia

Ekonomi maritim diperkirakan menyumbang Rp 1.212 triliun atau 11,31% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 menurut kajian BRIN. Namun, startup perikanan seperti Aruna dan eFishery menghadapi beberapa tantangan.

Co-Founder dan CEO Aruna Farid Naufal Aslam membagikan pengalamannya dalam membangun startup yang fokus pada kelautan. Menurutnya, tantangan yang paling signifikan adalah sumber daya manusia (SDM).

Ini termasuk menarik dan mempertahankan pekerja terampil, mengatasi tenaga kerja yang menua, dan mempromosikan keragaman dan inklusi.

Kelautan juga menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja asing. Dengan rincian sebagai berikut:

Perbedaan budaya di berbagai pulau juga menjadi tantangan lain, karena terkadang sulit untuk mendekati masyarakat dan mencari solusi bersama. Oleh karena itu, Farid menyarankan agar startup menghadirkan pendekatan yang berbeda di setiap daerah, meski solusinya sama.

“Cara kami melibatkan masyarakat dan cara kami melestarikan lingkungan adalah hal yang paling penting untuk memastikan keterlibatan masyarakat dalam program ini,” kata Farid saat diskusi peluncuran Climate Impact Innovation Challenge oleh East Ventures dan Temasek Foundation, dikutip. dari siaran pers, Kamis (30/3).

Selain itu, sebagian besar proses penangkapan ikan masih sangat tradisional. Aruna menemukan masih banyak nelayan yang menyelam tanpa peralatan yang memadai dan menangkap ikan tanpa alat tangkap yang memadai.

Hal ini mengakibatkan kurangnya efisiensi. “Kita perlu mengedukasi dan mendigitalkan nelayan untuk meningkatkan produktivitas. Efisiensi akan meningkat setelah mereka menggunakan alat tersebut,” tambah Farid.

Pembangunan infrastruktur juga penting untuk mendukung industri maritim, terutama terkait navigasi termasuk mercusuar, sistem radar, GPS, dan teknologi lain yang membantu navigasi kapal secara aman dan efisien.

Secara keseluruhan, menurut dia, industri maritim memiliki potensi pertumbuhan dan inovasi yang besar. Sektor ini juga akan terus memainkan peran penting dalam ekonomi dan masyarakat global.

Meski industri maritim rawan disrupsi, Farid melihat inovasi sebagai kunci sukses. “Cari peluang untuk memperkenalkan teknologi atau proses baru yang dapat membantu Anda menonjol dari persaingan,” katanya.

Bagi para pendiri startup, bos Aruna ini menekankan untuk tidak takut berkolaborasi. Daya saing itu penting tetapi ada juga solusi yang saling melengkapi.

Kerja sama antara sektor swasta dan publik juga dapat mendukung pertumbuhan industri maritim dengan menyediakan pendanaan, penelitian dan pengembangan, investasi infrastruktur, pengembangan bakat, dan promosi industri.

Aruna menjangkau lebih dari 190 lokasi dan hampir 50.000 nelayan di hub, tempat nelayan bertransaksi di desa atau tambak

Startup perikanan ini fokus pada diversifikasi produk untuk menambah komoditas ke pasar, mendistribusikan dan meluncurkan produk bernilai tambah, serta merebut pangsa pasar di beberapa komoditas.

Aruna juga melihat potensi pasar di Eropa. Startup yang didukung oleh East Ventures ini telah menjual produknya ke beberapa negara, namun yang terbesar adalah Amerika dan China.

“Kami ingin memperluas pasar ke Eropa dan Australia,” kata Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty kepada Katadata.co.id pada Januari lalu. “Mudah-mudahan akhir tahun ini.”