Startup toko digital menjadi tren di Indonesia di awal pandemi Covid-19, terbukti dengan keterlibatan Bukalapak di Tokopedia dan menarik perhatian perusahaan Jeff Bezos. Namun kini, muncul laporan bahwa startup di sektor ini mengalami kerugian dan menutup operasionalnya.
Ketua Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, sektor ini masih penuh tantangan.
Ia menjelaskan, ada beberapa penyebab startup toko digital mengalami kerugian, antara lain:
Kesesuaian pasar produk atau kesesuaian produk dengan pasar yang belum ditemukan Tingginya biaya akuisisi pengguna dan minat pengguna yang rendah untuk membayar layanan serupa Margin tipis dan membutuhkan jumlah besar Ada startup yang fokus pada penjualan silang, terutama pinjaman, meskipun itu belum tentu diperlukan
Eddi menjelaskan, kenaikan biaya modal dan inflasi menyebabkan biaya modal meningkat drastis dan menyulitkan perusahaan rintisan di sektor ini untuk mendapatkan tambahan modal. “Karena model bisnisnya belum memberikan kinerja yang positif,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (17/5).
Ia menyebut ada beberapa startup yang sudah di-PHK atau di-PHK dan memangkas biaya. Hal ini dilakukan dengan harapan akan lebih menarik di mata investor.
“Namun, modal dari investor justru disalurkan ke perusahaan yang memiliki basis keuangan lebih kuat,” ujarnya.
GoTo Gojek Tokopedia dan perusahaan patungan Unilever, GoToko telah menutup layanannya sejak Senin (15/5).
Berdasarkan screenshot atau tangkapan layar pengguna di Facebook, terdapat notifikasi bahwa GoToko akan berhenti beroperasi mulai 15 Mei mendatang.
“Suatu kehormatan bagi kami bisa menjadi sahabat karib warung hari ini,” kata GoToko dalam pengumumannya, Senin (15/5). “Dengan berat hati kami menginformasikan bahwa GoToko akan berhenti beroperasi mulai 15 Mei.”
Hal tersebut dikonfirmasi Katadata.co.id kepada GoTo Gojek Tokopedia dan Unilever terkait alasan penutupan tersebut. Tapi tidak ada tanggapan.
Saat menghubungi customer service GoToko hari ini pukul 09.27 WIB, namun tidak beroperasi. Sedangkan jam operasionalnya adalah Senin sampai Sabtu pukul 08.00 – 20.00 WIB.
“Mohon maaf untuk sementara Customer Service kami tidak beroperasional,” kata tim CS GoToko melalui WhatsApp.
Perusahaan milik Jeff Bezos itu telah berinvestasi di dua startup toko digital yakni Ula dan Lummo pada akhir 2021 dan awal 2022. Lummo kini dikabarkan telah menutup aplikasi Bukukas miliknya, sedangkan Ula disebut mencatatkan kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan induk usaha terdaftar Singapura itu kepada Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA), kerugian awal Ula melonjak 4,3 kali lipat secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2021.
“Perseroan membukukan rugi bersih sebesar $1,943 miliar pada tahun ini,” menurut laporan keuangan yang dikutip dari DealStreetAsia, Senin (15/5). Terutama karena kenaikan beban pokok penjualan dan beban yang lebih tinggi sepanjang tahun.
Katadata.co.id mengkonfirmasi hal ini kepada Ula melalui email. Tapi tidak ada tanggapan. Startup Ula mem-PHK 134 orang atau 23% dari total tenaga kerjanya pada akhir tahun lalu.
Ula mengatakan, saat diluncurkan pada Januari 2020, bisnisnya berkembang pesat dan dibanjiri minat investor sepanjang 2020 dan 2021. Namun, keadaan mulai menantang tahun lalu.
“Kami telah mengerjakan berbagai inisiatif untuk menghadapi tantangan ini dengan mengurangi biaya operasional, meningkatkan efektivitas penjualan, mengubah kebijakan perjalanan, dan menghemat biaya penggunaan server,” kata Ula seperti dikutip dalam siaran pers.
Sementara itu, perusahaan startup Lummo dilaporkan menutup aplikasi Bukukas pada akhir bulan ini (26/5). Startup tersebut juga disebut sedang mempertimbangkan merger dengan Mobile Premier League atau MPL.
Startup Lummo sebelumnya bernama Bukukas. Mulai berganti nama pada Januari 2022.
Desas-desus beredar di media sosial bahwa perusahaan startup Lummo mengirimkan pesan kepada pengguna bahwa layanan Bukukas akan ditutup.
“Aplikasi Bukukas sudah tidak bisa digunakan lagi setelah 26 Mei,” dikutip dari screenshot yang dibagikan di Twitter.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, aplikasi Bukukas sudah tidak tersedia lagi di Google Play Store. Katadata.co.id membenarkan hal tersebut dan mengabarkan bahwa Lummo sedang mengkaji merger dengan MPL. Tapi tidak ada tanggapan.