Riset menunjukkan bahwa 66% pengemudi ojek dan kurir online ingin bekerja sebagai ‘pekerja kantoran’. Gojek menyatakan jumlah mitra driver ojol masih aman.
Regional and External Affairs Head Gojek Gede Manggala mengatakan, perusahaan fokus untuk menyeimbangkan jumlah pengguna dan mitra pengemudi di suatu daerah. “Jadi indikatornya supply and demand,” ujarnya dalam acara buka puasa bersama di kantornya, Jakarta, Rabu (5/4).
Gojek akan mengkaji jumlah mitra pengemudi ojek dan ojek online, serta jumlah permintaan layanan di suatu kota. “Kalau yang mendaftar kurang, maka kita buka pendaftaran baru,” ujarnya.
“Jadi yang menjadi perhatian kami adalah konsumen tidak perlu menunggu lama. Pengemudi taksi dan ojek online juga tidak perlu kecewa karena ketatnya persaingan,” kata Gede. “Berdasarkan kota demi kota.”
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, Gede menyebut pasokan mitra pengemudi ojek atau ojek Gojek online sudah mencukupi.
Namun, sebelumnya hasil kajian Doktoral London School of Economics (LSE) Muhammad Yoga Permana terhadap 1.000 kurir dan tukang ojek online menunjukkan 66% di antaranya ingin menjadi pekerja kantoran.
Dua pertiga dari mereka mengatakan bahwa jika mereka bisa memilih, mereka lebih memilih pekerjaan tradisional jam 9 sampai jam 5 daripada menjadi sopir taksi online. Ada tiga hal yang mendorong pengemudi ojek atau ojol online kini ingin menjadi pekerja kantoran:
Janji terkait pendapatan dianggap tidak pantas. Jumlah pesaing atau driver ojek online meningkat secara signifikan. Guncangan ekonomi akibat pandemi corona
Penelitian ini dilakukan pada ojol di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada tahun 2021 – 2022.
Menanggapi hal tersebut, Gede mengatakan perusahaan memberikan keleluasaan kepada mitra pengemudi untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Berdasarkan data Gojek, para pengemudi taksi dan ojek online yang bergabung di platform ini beroperasi secara paruh waktu. Dengan rincian sebagai berikut:
64% mitra pengemudi ojek online GoCar 55% mitra pengemudi ojek online GoRide
Sebelumnya, Komisaris Tokopedia GoTo Gojek Agus DW Martowardojo mengatakan perusahaan telah menghubungkan 2,5 juta mitra pengemudi taksi dan ojek secara online.
“Kemungkinan mereka memiliki kesempatan untuk bekerja secara permanen sebagai karyawan, mereka mungkin mau,” kata Agus pada Media Conference Launching LPEM UI Research: The Economic Impact of the GoTo Ecosystem on National Economy 2022, di Gojek Office, pekan lalu (29/3).
Namun, jika tidak ada lapangan kerja tetap, pengemudi ojek online tetap bisa mendapatkan penghasilan melalui aplikasi Gojek. Selain itu, ada juga pekerja kantoran dan mahasiswa yang membuka toko di Tokopedia.
Hal senada disampaikan Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo. Ia mengatakan, lebih dari 50% mitra pengemudi taksi dan ojek online di platform tersebut adalah pekerja paruh waktu.
Artinya, pekerja kantoran atau pekerja biasa lainnya mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi driver ojek online atau ojek online. Menurutnya, bukan hanya pekerja yang harus dilihat, tapi juga kekurangan pekerjaan.
“Kalau ada tambahan lapangan pekerjaan sehingga kita bisa mendapat penghasilan tambahan, pasti semua orang mau melakukannya,” ujarnya. “Jika Anda ingin memiliki niat untuk mendapatkan penghasilan tambahan, kami adalah platform yang memberikan kesempatan ini.”