Investor start up East Ventures menargetkan perusahaan baru yang terlibat dalam isu ESG atau Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola. Partner di East Ventures Avina Sugiarto menyasar startup di bidang solusi mobilitas listrik, energi terbarukan, dan efisiensi energi.
Avina menyebutkan salah satunya di sektor kelautan. “Karena laut merupakan salah satu sumber karbon paling kaya di dunia dan Indonesia memiliki 76% wilayah Indonesia berupa laut atau perairan,” kata Avina dalam sesi diskusi di Fortune Indonesia 2023 Summit di Jakarta, Kamis (16/3). .
Selain itu, katanya, East Ventures sedang mencari startup dengan solusi di bidang solusi karbon, pangan, dan pertanian untuk berinvestasi.
“Kami melihat ketahanan pangan juga berdampak besar pada iklim dalam hal emisi metana,” katanya. “Bagaimana membuat industri pangan dan pertanian berkelanjutan dengan mengurangi emisi metana dan gas rumah kaca.”
Avina mencatat bahwa East Ventures telah banyak berinvestasi dalam startup solusi iklim. Namun, masih mencari awal yang cocok di bidang ini.
Ia mencontohkan Xurya Daya Indonesia (Xurya) Xurya, startup energi terbarukan, menggunakan teknologi internet of things (IoT) untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rooftop. “Agar industri gedung dan real estate dapat mengalihkan energinya dari kebanyakan batubara di PLN ke energi terbarukan surya,” kata Avina.
Lebih lanjut, Avina mengatakan sangat penting untuk menemukan lebih banyak solusi iklim di Indonesia.
East Ventures dan Temasek Foundation meluncurkan Climate Impact Innovations Challenge (CIIC), platform inovasi teknologi iklim terbesar di Indonesia pada tahun 2023. Kompetisi berhadiah senilai Rp 10 miliar.
CIIC merupakan kompetisi yang memberikan kesempatan bagi para inovator teknologi untuk menampilkan inovasi berkelanjutan dalam mengatasi berbagai tantangan ekologis dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Wilson Weather, mengatakan East Ventures dan Temasek Foundation percaya bahwa start-up dan entrepreneur memiliki peran penting dalam mengatasi masalah lingkungan yang dihadapi kawasan ini.
CIIC 2023 berfokus pada penyelesaian 4 isu (track) ekologi utama, antara lain:
Energi Terbarukan: Gagasan, inovasi, dan teknologi yang mengganggu cara menghasilkan dan mengadopsi serta mendistribusikan energi terbarukan dengan lebih baik, serta meningkatkan efisiensi energi dengan biaya rendah dan inklusi bagi masyarakat perkotaan dan pedesaan. Pangan dan Pertanian: Solusi terinformasi baru untuk mengubah kualitas cara pangan ditanam, diproduksi, dan didistribusikan secara berkelanjutan dengan metodologi dan solusi yang meningkatkan keterjangkauan, akses, nutrisi, dan mengurangi emisi dan limbah gas rumah kaca (GRK). Dengan demikian memastikan ketahanan pangan bagi masyarakat perkotaan dan pedesaan Mobilitas: Gagasan baru seperti layanan, platform, dan teknologi untuk mendukung permintaan yang terus meningkat akan mobilitas dan rantai pasokan yang berkelanjutan Kelautan: Solusi inovatif untuk menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk memastikan kondisi yang baik- menjadi sebuah masyarakat pesisir.
Agenda CIIC, sebagai berikut:
Pembukaan Pendaftaran (1 Maret 2023 – 26 Mei 2023)
CIIC menerima pelamar dari tim yang memenuhi syarat, hanya tim yang telah menetapkan uji coba untuk memproduksi produk minimum yang layak dengan maksud untuk komersialisasi yang memenuhi syarat untuk melamar.
Seleksi Peserta (27 Mei 2023 – 24 Juni 2023) Pengumuman 12 Finalis (Juni 2023) Mentorship (Juli 2023) Grand Final (September 2023)