liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Logo

Startup genomik hewan dan bioteknologi di Indonesia, Moosa Genetics, meraih pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari beberapa angel investor. Pendanaan ini akan dialokasikan untuk membangun laboratorium, tim, pemasaran, dan kemitraan daging wagyu untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Namun, perusahaan tidak mengungkapkan berapa jumlah dana yang diraih. Chairman dan Co-Founder Moosa Genetics sekaligus Ketua Umum Asosiasi Genomik Indonesia Dr. Ivan R Sini, PhD mengatakan investasi ini memvalidasi visi perusahaan untuk memajukan industri peternakan di Indonesia. 

“Kami percaya bahwa Moosa Genetics berada di garis depan dalam membuka peluang peternakan sapi lokal,” kata Ivan dalam keterangan pers, Senin (23/10).

Melalui teknologi reproduksi dan molekuler hewan modern, startup ini memungkinkan memproduksi kualitas daging lebih baik namun dengan harga yang lebih rendah. Alhasil, teknologi ini bisa memberikan manfaat besar bagi industri dan konsumen. “Kami berharap dapat menghadirkan lebih banyak antusiasme di bidang ini di masa depan,” ujarnya. 

Industri peternakan sapi di Indonesia dinilai sangat terfragmentasi. Sekitar 80% didominasi oleh peternak skala kecil. Sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa, dengan Provinsi Jawa Timur menyumbang sekitar 30% dari populasi sapi di Indonesia.

Petani skala kecil seringkali memelihara sapi untuk tabungan daripada untuk pasar komersialisasi, sehingga menghambat potensi pasokan daging dalam negeri secara signifikan.

Moosa Genetics menyampaikan, sebagian besar peternak sapi juga merupakan peternak dengan keterampilan menggunakan sistem produksi yang minim, dengan input dan output rendah, dan menghadapi tantangan dalam mengembangkan bisnis peternakan. 

Hal tersebut dikarenakan terbatasnya akses keuangan dan modal, kurangnya jaminan, dan sektor keuangan tradisional yang berhati-hati dalam memberikan pinjaman karena risiko yang ada. 

Akibatnya, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 40% permintaan daging sapi Indonesia. Ini menyebabkan ketergantungan Indonesia pada impor daging sapi, khususnya dari Australia.

Moosa Genetics menawarkan inovasi berbasis bioteknologi untuk mewujudkan revolusi peternakan sapi dan daging sapi di Indonesia. Perusahaan memanfaatkan teknologi transfer embrio dan teknik seleksi gen inovatif seperti CRISPR, sebuah teknologi untuk memodifikasi DNA secara selektif, untuk mentransformasikan industri peternakan sapi dan produksi daging sapi. Dengan cara ini, perusahaan dapat meningkatkan hasil dan kualitas daging sekaligus mengurangi biaya.

Standar Unggul untuk Sapi Merah Putih

Moosa Genetics memiliki misi visioner untuk meningkatkan jenis sapi lokal atau yang dikenal sebagai “Sapi Merah Putih” ke standar unggul. Hal ini akan meningkatkan peluang ekonomi dan kualitas daging. “Sapi Merah Putih merupakan simbol keunggulan sektor peternakan dan daging sapi Indonesia,” kata Ivan.

Namun, perusahaan menyadari rumitnya proses pemuliaan dan mengakui bahwa tidak ada solusi tunggal perbaikan genetik yang dapat menentukan versi ideal sapi lokal untuk Indonesia. Pasalnya, ketahanan terhadap penyakit dan kualitas daging yang unggul, harus dibuktikan nilai ekonominya secara empiris.

“Untuk mengatasi tantangan tersebut, Moosa Genetics menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan industri, penyedia platform, dan peneliti yang berdedikasi untuk menilai dan mengukur peningkatan terhadap standar peternakan sapi saat ini secara komprehensif,” ujar dia.

Partner di East Ventures Avina Sugiarto mengatakan pendekatan inovatif Moosa Genetics terhadap peternakan sapi melalui bioteknologi memiliki potensi mendorong revolusi industri peternakan, mengatasi tantangan, dan tuntutan penting di bidang peternakan. Selain itu, memastikan produksi pangan berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri. 

“Dengan peluang besar yang ada di Indonesia, kami yakin Moosa Genetics mendorong perubahan dan pertumbuhan positif di bidang ini,” tambah Avina. 

Moosa Genetics didirikan pada tahun 2016 oleh Chairman Ivan R Sini, dibantu oleh co-CEO Deddy F. Kurniawan, dan Managing Director Jeremia Michael Sutandy, Chief Scientific Arief Boediono, dan Chief Geneticist Officer Sigit Prastowo.  

Moosa Genetics memiliki tujuan untuk merumuskan ulang dan menetapkan standar baru kualitas terbaik dalam industri peternakan Indonesia. Saat ini, Moosa Genetics telah beroperasi di dua lokasi di Sumatra Barat dan akan bermitra dengan peternak di setiap wilayah.