Startup di bidang kesehatan asal Singapura, Aevice Health, mendapat pendanaan dari East Ventures. Aevice Health adalah startup yang menyediakan monitor pernapasan jarak jauh yang berguna untuk berbagai layanan kesehatan.
Namun, baik Aevice Health maupun East Ventures tidak mengungkapkan jumlah dana investasi tersebut. Aevice Health baru saja mengonfirmasi akan menggunakan dana investasi untuk memperluas akses ke layanan Sistem Pemantauan AeviceMD bagi jutaan pasien penyakit pernapasan kronis di Asia Tenggara.
CEO Aevice Health Adrian Ang mengatakan penyakit pernapasan kronis merupakan area penting yang belum dimanfaatkan oleh banyak penyedia layanan kesehatan di pasar Asia Tenggara.
“Dengan dukungan kuat dan jaringan yang luas dari East Ventures, kami siap menghadirkan solusi transformatif untuk mengatasi masalah tersebut di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (24/7).
Aevice Health akan bekerja sama dengan East Ventures dan mitra untuk menghadirkan solusi baru di Asia Tenggara.
Berdasarkan prevalensi dan beban kesehatan yang disebabkan oleh penyakit pernapasan kronis, 1990–2017: analisis sistematis untuk Studi Beban Penyakit Global 2017, diperkirakan lebih dari 7% populasi atau sekitar 48,5 juta orang di Asia Tenggara menderita Penyakit Pernafasan Kronis. Sosok penderita asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) sebagai penyakit pernapasan kronis yang paling banyak terjadi.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 4,5% penduduk atau 11,2 juta orang menderita asma. Sementara itu, laporan berjudul “Korelasi Tes Fungsi Paru dengan Aktivitas MMP-9 Saliva pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)” menyebutkan bahwa di Indonesia sebanyak 4,8 juta orang menderita PPOK.
Pihak berwenang memperkirakan penyakit pernapasan akan memburuk selama periode kabut asap atau kebakaran hutan.
Aevice Health didirikan pada tahun 2018 oleh Adrian Ang, Dr. Rex Tan, dan Dr. Pak Wee. Perusahaan sedang mengembangkan solusi inovatif seperti Sistem Pemantauan AeviceMD yang menyediakan platform manajemen pasien komprehensif yang ditargetkan untuk pengelolaan penyakit pernapasan kronis.
Dengan algoritme canggih yang dipatenkan, Sistem Pemantauan AeviceMD terus memantau biomarker pasien yang diperoleh dari stetoskop pintar yang dapat dikenakan. Pasien yang berisiko mengalami gejala pernapasan akut yang memburuk dapat diidentifikasi lebih awal untuk menghindari rawat inap atau rujukan ke unit gawat darurat.
Selain itu, belakangan ini banyak negara di Asia Tenggara yang mengambil langkah proaktif dalam menangani penyakit kronis. Misalnya, Indonesia telah memulai program percontohan yang membekali konsumen dengan perangkat yang dapat dipakai untuk memantau kesehatan mereka dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Visi AeviceMD adalah menjadi termometer klinis umum, tetapi dengan fokus pada kesehatan pernapasan.
Sementara itu, misi perusahaan Aevice Health adalah menjadikan platform AeviceMD sebagai solusi yang terjangkau dan dapat diakses oleh pasien dari segala usia. Selain itu, memungkinkan pengelolaan kondisi pernapasan yang lancar dari kenyamanan rumah mereka.
“Kami senang menyambut Aevice Health ke dalam ekosistem East Ventures,” kata Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.
Menurutnya, dengan keahlian dan teknologi terkini, Aevice Health berpotensi mengembangkan layanan kesehatan pernapasan di tingkat global.
“Kami berharap bersama-sama kita dapat mentransformasi layanan kesehatan dan memberikan perawatan yang dipersonalisasi dan efektif kepada pasien di seluruh dunia,” katanya.
Pengumuman ini diikuti oleh dua tonggak penting untuk AeviceMD.
Pekan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memberikan persetujuan untuk solusi Aevice Health menjadi perangkat medis Kelas II.
Pada bulan Maret, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) memberikan otorisasi pertama untuk AeviceMD di pasar Singapura. Lisensi ini memungkinkan perusahaan untuk memasarkan dan menyediakan platform pemantauan pernapasan di pasar utama ini.