SoftBank Group merugi ¥783,4 miliar atau sekitar Rp 87,7 triliun pada kuartal keempat 2022. Perusahaan investasi asal Jepang itu menyuntik modal GoTo melalui SoftBank Vision Fund.
Perusahaan modal ventura SoftBank Vision Fund merugi ¥660 miliar atau setara Rp 74 triliun pada kuartal IV 2022. Kerugian investasi sebesar ¥730,35 miliar atau sekitar Rp 82 triliun.
“Kerugian besar pada kuartal keempat ini disebabkan oleh penurunan keseluruhan nilai wajar perusahaan portofolio,” kata SoftBank dalam siaran pers yang dikutip CNBC International, Selasa (7/2).
Dua portofolio SoftBank Vision Fund dengan kinerja terburuk adalah:
Harga saham perusahaan kecerdasan buatan (AI) China SenseTime turun 57% selama setahun terakhir GoTo, harga saham anjlok lebih dari 65%
Pada Mei 2022, Pendiri SoftBank Masayoshi Son mengatakan bahwa perusahaan akan beralih ke mode “tahan” menjadi lebih “konservatif” terkait tingkat investasi. Ini terjadi setelah Vision Fund dari SoftBank membukukan rekor kerugian sebesar ¥3,5 triliun tahun fiskal lalu.
Selama setahun terakhir, SoftBank telah membuang saham atau keluar dari beberapa investasi portofolio teratasnya. Ini bertujuan untuk mengumpulkan uang tunai.
Pada Agustus 2022, SoftBank menjual sisa sahamnya di raksasa transportasi AS, Uber. Selain itu, ia menjual beberapa saham Alibaba melalui derivatif yang disebut kontrak berjangka.
Nyatanya, Masayoshi Son memperoleh kekayaannya dengan investasi awal di Alibaba lebih dari dua dekade lalu.
SoftBank menyebut hanya menyalurkan US$ 2,76 miliar investasi baru dan berkelanjutan dalam sembilan bulan hingga 31 Desember 2022. Angka tersebut turun signifikan dari periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 39,24 miliar.