liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Ini Smartphone Favorit Martin Cooper, Sang Penemu Ponsel

Di era digital ini, hampir semua orang dewasa di dunia memiliki telepon genggam (handphone) pribadi. Namun, tak banyak yang tahu bahwa teknologi telepon genggam ditemukan oleh seorang insinyur bernama Martin Cooper, tepatnya 50 tahun yang lalu.

Martin Cooper adalah seorang insinyur yang bekerja sebagai peneliti di Motorola, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat (AS). Ia melakukan panggilan telepon pertama kali melalui telepon genggam seukuran batu bata pada 3 April 1973. Momen itu sekaligus menandai awal sejarah hadirnya telepon genggam hingga saat ini.

Tahun terus berganti, bentuk handphone berubah menjadi lebih kecil dengan teknologi yang semakin canggih.

Kini, di usianya yang sudah menginjak 94 tahun, Martin Cooper masih menggunakan ponsel temuannya itu untuk mendukung aktivitasnya sehari-hari.

Menariknya, Cooper memilih menggunakan ponsel bermerek iPhone dari Apple, setelah sebelumnya menggunakan Samsung asal Korea Selatan.

Dikutip dari CNN, Cooper menggunakan produk Apple karena mengaku senang menggunakan Apple Watch untuk melacak aktivitas renangnya dan menyambungkan alat bantu dengar ke ponselnya.

Cooper berpendapat bahwa kemajuan teknologi merupakan hal yang sangat positif bagi masyarakat dan dapat mengubah manusia menjadi lebih baik. Hal ini terlepas dari munculnya efek pekerja ponsel, berupa sindrom kecanduan gadget, dan perilaku anti sosial dalam kehidupan nyata.

“Terlalu banyak ilmuwan terpaku pada apa yang mereka sebut teknologi dan gadget, perangkat keras, dan mereka lupa bahwa seluruh tujuan teknologi adalah untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik,” kata Cooper dikutip CNN, Selasa (4/4).

Menurutnya, para teknolog sering melupakan tujuan utama teknologi. “Saya harus terus mengingatkan mereka. Kami berusaha meningkatkan pengalaman manusia. Itulah teknologi,” katanya.