GoTo Gojek Tokopedia dan Grab telah mengurangi biaya-biaya yang menghanguskan uang, termasuk insentif bagi pengemudi taksi dan ojek online alias ojol sejak tahun lalu. Menurut asosiasi pengemudi online, aplikatorlah yang diuntungkan dari langkah ini.
Pergi ke gojek Tokopedia memangkas anggaran insentif dan pemasaran sebesar 34% secara tahunan atau year-over-year (yoy) menjadi Rp2,8 triliun pada kuartal IV 2022. Kemudian memangkas biaya pembakaran uang sebesar 29% lagi menjadi Rp2,65 triliun pada kuartal pertama tahun 2023.
Perusahaan berencana untuk mengurangi ‘cash burn’ sebesar 60% – 65% tahun ini. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan keuntungan.
Kendati demikian, riset LPEM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menunjukkan pendapatan mitra GoFood Gojek dan GoTo Financial meningkat 5% yoy dari Rp 4,8 juta pada 2021 menjadi Rp 5 juta tahun lalu.
Begitu juga dengan mitra driver ojek online alias ojol yang menyediakan layanan pesan antar atau GoSend Sameday. Penghasilannya meningkat dari Rp 5.096.250 per bulan di tahun 2021 menjadi Rp 5.162.381 per bulan di tahun lalu.
Hal ini tertuang dalam laporan bertajuk ‘Dampak Integrasi GoTo terhadap Mitra dalam Ekosistem’. Kajian tersebut berdasarkan survei terhadap 2.556 mitra bisnis GoFood Gojek dan GoTo Financial, termasuk pengguna GoPay dan Moka.
Merebut juga menurunkan insentif bagi pengemudi taksi dan ojek online alias ojol sebesar 22% yoy menjadi US$ 169 juta pada kuartal I 2023. Begitu pula insentif bagi pengguna turun 36% menjadi US$ 222 juta.
Meskipun demikian, Grab mencatat pendapatan rata-rata pengemudi per jam naik 14% yoy dan 4% secara quarter-to-quarter (qtq).
Tingkat pemenuhan permintaan untuk layanan ride-sharing alias ride-hailing juga meningkat. Pasalnya, pasokan ojek online alias ojol yang aktif setiap bulan naik 10% yoy dan 2% qtq.
Sementara itu, jam kerja pengemudi taksi dan ojek online alias ojol Grab naik 14% yoy dan 3% qoq.
“Upaya kami untuk meningkatkan pasokan pengemudi telah menghasilkan pengurangan waktu tunggu rata-rata penumpang,” kata Grab dalam siaran persnya bulan lalu (19/5). Namun, startup yang berbasis di Singapura ini tidak menghitung angkanya.
Benarkah pendapatan Ojol semakin meningkat?
General Manager Asosiasi Pengemudi Online atau ADO Taha Syafariel mengatakan, pada dasarnya tidak semua pengemudi taksi dan ojek atau ojol online mendapatkan bonus dari aplikator seperti Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para driver taksi dan ojek online alias ojol untuk mendapatkan bonus dari aplikatornya.
“Sepertinya insentif itu hanya cara agar beberapa driver patuh dan harus ikut, karena harga umum tidak sesuai dengan biaya operasional,” ujar Taha kepada Katadata.co.id, Kamis (22/6).
“Jadi meskipun insentif berubah atau berkurang, mitra tidak serta merta mendapatkan tambahan penghasilan,” tambah Taha. “Kalau penghasilan pelamar meningkat, ya.”
Menurutnya, yang perlu diubah adalah tarif taksi online dan ojek alias ojol, serta biaya bagi hasil.
Tarif per kilometer dikendalikan oleh Kementerian Perhubungan atau Kementerian Perhubungan. Rincian tarif ojek online atau ojol per kilometer adalah sebagai berikut:
Zona satu terdiri dari Sumatera, Bali dan Jawa selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) Rp1.850 – Rp2.300 per kilometer Zona dua atau Jabodetabek Rp2.250 – Rp2.650 per kilometer Zona tiga yaitu Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Papua tarifnya Rp 2.100 – Rp 2.600 per kilometer
Tarif taksi online adalah sebagai berikut:
Wilayah I meliputi Sumatera, Jawa dan Bali Rp 3.500 – Rp 6.000 per kilometer Wilayah II meliputi Nusa Tenggara dan Kalimantan Rp 3.700 – Rp 6.500 per kilometer
Di satu sisi, berdasarkan beberapa penelitian, salah satu alasan konsumen menggunakan layanan digital adalah karena adanya promosi. Sementara itu, start-up layanan on-demand seperti Gojek dan Grab mengurangi biaya ‘membakar uang’.
Detail faktor pendorong penggunaan layanan digital dapat dilihat pada Kotak Data di bawah ini:
Sementara itu, Kementerian Perhubungan juga mengontrol biaya bagi hasil maksimal 15% dari transaksi yang diperoleh pengemudi taksi online dan ojek alias ojol. Namun, aplikator diperbolehkan menambahkan biaya maksimal 5% untuk persyaratan mitra.
Artinya, biaya bagi hasil yang dikenakan oleh aplikator seperti Gojek, Grab, Maxim dan inDrive maksimal 20%.
Gojek dan Grab diketahui mengenakan biaya bagi hasil sekitar 20%. Misalnya, biaya perjalanan penumpang Rp 13.000. Sedangkan yang diterima driver hanya Rp 10.400 dikurangi komisi 20%.
Maxim membebankan biaya atau komisi bagi hasil yang lebih rendah dibandingkan Gojek dan Grab, yaitu 5% – 15%. Kemudian di Drive 10,55%.
Pengemudi ojek online atau ojol Gojek bernama Dodo (40 tahun) mengatakan, jumlah pesanan tergantung level akunnya apakah basic, silver, gold atau platinum. Level ini juga dikatakan mempengaruhi jumlah bonus yang didapat.
“Bisa jadi Rp 5 juta. Tapi itu untuk beli bensin dan makan,” kata Dodo kepada Katadata.co.id, Kamis (22/6).
Mitra driver GoCar Gojek Harry mengatakan, syarat untuk mendapatkan bonus tersebut cukup sulit. “Anda harus menerima pesanan sembilan kali sebelum Anda mendapatkan bonus. Begitu booking dibatalkan, performanya langsung turun drastis,” ujarnya.