Investor awal Gojek, Northstar Group, angkat bicara soal perkembangan bisnis startup ini setelah merger dengan Tokopedia. Selain itu, ia mengomentari penurunan harga saham GoTo dan potensi lini bisnis.
Patrick Walujo, Co-Founder, Managing Partner, dan Komite Investasi Northstar Group menilai merger Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021 merupakan peluang besar.
“Ini peluang bagi GoTo Financial,” kata Patrick dalam acara Indonesia PE-VC Summit 2023 yang digelar DealStreetAsia di Hotel Langham, Jakarta, Kamis (12/1).
Harga saham GoTo sempat anjlok dan menyentuh lower automatic reject (ARB) pada akhir tahun lalu. Namun, menurut Patrick, perseroan membutuhkan waktu untuk mengembangkan bisnis setelah merger.
“GoTo memiliki pemimpin bisnis yang baik,” katanya. “Jadi saya pikir ini hanya masalah waktu saja.”
Setelah penggabungan Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021, GoTo resmi melakukan initial public offering (IPO) pada April tahun lalu (11/4/2020).
Harga saham anjlok tahun lalu. GoTo juga mencatatkan kerugian Rp 20,9 triliun dalam sembilan bulan pertama 2022. Rinciannya sebagai berikut:
Tahun lalu, Patrick menyebut banyak startup yang mengalami kerugian IPO di Amerika Serikat (AS).
“Facebook, Google, Netflix, semua berawal seperti itu. Belum profit,” ujar Patrick dalam acara Unpar Leader Talks, dikutip dari YouTube Unpar Official, tahun lalu (30/5/2022). “Di AS, banyak perusahaan kehilangan uang untuk publik.”
Namun kemudian, perusahaan tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari investor untuk berkembang. “Pertumbuhan tinggi, volume besar, ekonomi unit bagus, keuntungan akan datang,” kata Patrick.
“Beberapa waktu kemudian memang tidak menguntungkan, tapi nilai perusahaan malah meningkat. Mengapa? Karena Nadiem mengira bisnisnya kecil-kecilan pada awalnya. Baru di Jakarta dan beberapa pengemudi. Tetapi permintaan dari minggu ke minggu adalah 100% pada saat itu,” tambahnya.
Dia memahami bahwa Gojek membutuhkan dana untuk menarik lebih banyak driver. Dengan begitu, permintaan pengguna bisa terpenuhi.
“Ini (Gojek) sudah susah beberapa tahun ini, karena kompetitor kita sudah banyak menghambur-hamburkan uang. Mereka ingin membunuh (bisnis) kami,” kata Patrick. “Hari ini adalah bisnis ride-hailing atau ride-sharing.”