PT Kereta Api Indonesia mencatat transaksi penjualan tiket KA tahun ini mayoritas berasal dari aplikasi KAI Access yang mencapai 61,56%. Pangsa ini terus meningkat selama tiga tahun, dari 52,16% pada 2022, 44,36% pada 2021, dan 38,12% pada 2020.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengatakan mayoritas pengguna aplikasi KAI Access adalah generasi milenial dan generasi Z.
“Lebih dari 80% pengguna kami adalah generasi milenial dan gen Z,” ujarnya dalam acara Marketeers Tech for Business 2023 di Jakarta, Selasa (27/6).
Sebanyak 40,50% konsumen adalah milenial yang percaya diri, berorientasi pada kesuksesan, toleran, kompetitif, dan haus perhatian. Sedangkan 40,26% pengguna Gen Z memiliki karakteristik menghargai keberagaman, menginginkan perubahan sosial, berbagi, dan berorientasi pada tujuan.
“Dari sisi profesional, 34% pengguna bekerja di sektor swasta,” ujarnya. Sementara itu, 60% penggunanya adalah pria dan 40% wanita.
Hingga saat ini, KAI memiliki 14,9 juta unduhan aplikasi, 11,9 juta pengguna terdaftar, dan 5,6 juta pengguna aktif.
Didiek juga membagikan rencana strategis KAI dalam membangun aplikasi KAI Access yaitu:
Perombakan atau overhaul aplikasi seluler: mendesain ulang seluruh Antarmuka Pengguna dan Pengalaman Pengguna aplikasi seluler KAI. Kemitraan untuk pengembangan produk digital: perkaya kemitraan untuk layanan gaya hidup Pengembangan fitur: tambahkan nilai lebih pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan melalui integrasi dengan layanan digital Penyempurnaan pembayaran: tambahkan lebih banyak opsi pembayaran untuk fleksibilitas konsumen
Mengubah Aplikasi
Dalam aplikasi modifikasi, Didiek menjelaskan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti user experience, user interface, teknologi serta fitur dan layanan.
Pada faktor pengalaman pengguna untuk memberikan alur perjalanan pelanggan yang lebih baik dan menyederhanakan proses pemesanan. Sedangkan pada faktor user interface, penyesuaian pada desain yang lebih agile dan interface yang berorientasi pada milenial.
Selain itu, “Perubahan framework dan penggunaan teknologi baru, serta pengembangan arsitektur yang lebih fleksibel,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa KAI akan menambah aliran pendapatan baru, manfaat loyalitas, kepada perencana perjalanan.
“25 fitur akan kami kembangkan nanti, yang akan terus kami kembangkan dan evaluasi terus,” kata Didiek.
Dikatakannya, dalam membangun sebuah aplikasi perlu melihat kebutuhan pelanggan. “Jadi ini yang terus kami lakukan, merevolusi, berinovasi, dan terus beradaptasi,” ujarnya.
Menurutnya, bagian terpenting dari pengalaman pengguna bukan hanya aplikasi tetapi integrasi.
“Untuk apa pesan tiket, tapi kualitas pelayanan tidak bisa memberikan kenyamanan dan keamanan,” ujarnya. “Kami menjamin kenyamanan dan keamanan pelanggan kami, dan kami melindungi wanita, penyandang disabilitas, wanita hamil, dan anak-anak.”