Gojek mulai mengurangi bakar uang atau diskon untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan profitabilitas. Anak usaha GoTo ini berfokus menyediakan layanan hemat.
Presiden Gojek Unit Bisnis On-Demand Services GoTo Catherine Hindra Sutjahyo secara terbuka menyatakan perusahaan tidak bisa terus memberikan diskon.
“Kami harus memikirkan celahnya. Jadi inovasi produk yang namanya Hemat,” ujar Catherine dalam konferensi pers di Gedung Joang ‘45, Jakarta, Kamis (10/8).
Ia menjelaskan bahwa layanan Hemat merupakan strategi Gojek memperluas pangsa pasar di Indonesia, karena layanan dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, mendorong peluang pendapatan mitra.
“Inovasi ini lahir dari pemahaman kami terhadap kebutuhan masyarakat luas Indonesia yang menginginkan pilihan layanan yang lebih ekonomis,” kata Catherine.
Dari inovasi tersebut, pengguna Gojek bisa memanfaatkan GoFood Mode Hemat yang memberikan jaminan ongkos kirim atau ongkir Rp 3.000 dan Rp 5.000 sesuai wilayah untuk pesanan dari resto terdekat.
Layanan hemat memungkinkan pengguna tanpa tergantung diskon dan promosi, termasuk gratis ongkir setiap Rabu.
Selain itu, Catherine mengungkapkan pengguna bisa bepergian dengan GoCar Hemat.
Pada kuartal pertama, Gojek mencatatkan pertumbuhan pendapatan bruto 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
Namun GoTo Gojek Tokopedia membukukan kerugian bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 40,3% yoy menjadi Rp 3,86 triliun pada kuartal I.