Asian Development Bank (ADB) dan lembaga riset SMERU bekerja sama untuk meneliti ekosistem startup. Berdasarkan hasil kajian, disimpulkan bahwa ada tiga aspek yang perlu diperbaiki untuk mengembangkan ekosistem startup di Indonesia.
Hasil riset yang dilakukan kedua lembaga tersebut menunjukkan bahwa startup yang berorientasi pada pembangunan di Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari pengembangan ekosistem. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan potensi startup dan berkontribusi pada pembangunan negara.
Sementara itu, perusahaan teknologi finansial atau fintech dan perdagangan elektronik atau e-commerce mendominasi ekosistem digital di Indonesia.
Lebih lanjut, berdasarkan kajian Technology Startups Indonesia: Voices From the Ecosystem, startup yang fokus pada bidang tertentu, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan teknologi ramah lingkungan, tidak berkembang pesat.
Inovasi startup ini akan berdampak besar pada pembangunan, seperti peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, pekerjaan, dan solusi iklim. Namun, sering dianggap berisiko oleh investor dan lembaga keuangan yang ada.
Menurut kajian tersebut, tiga aspek yang dapat difokuskan untuk meningkatkan ekosistem startup Indonesia antara lain:
Inkubator dan akselerator berkualitas
Inkubator dan akselerator dapat memanfaatkan staf yang lebih baik, terutama karyawan dengan pengetahuan bisnis yang lebih banyak, serta mentor dengan keahlian dan pengalaman sektor.
Akses ke Keuangan untuk A-Level Startupswal
Start-up baru telah berjuang untuk meyakinkan investor untuk menyediakan pendanaan, menyoroti pentingnya menemukan dan mengembangkan sumber modal dan dukungan alternatif.
Menemukan talenta yang baik juga menjadi tantangan karena kurangnya pasokan dan persaingan dari perusahaan besar dalam upaya perekrutan. Hal ini tentunya di samping perlunya dukungan distribusi geografis yang lebih baik.
“Pemain utama dan program terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya Jakarta dan Bali, sedangkan daerah lain kurang terlayani,” kata Peneliti Senior SMERU Research Institute sekaligus penulis utama laporan, Palmira Permata Bachtiar, dalam siaran pers yang dikutip Jumat ( 30). . /6).
Menurut Palmira, untuk mendapatkan berbagai perspektif atas penelitian tersebut, tim peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak, mulai dari kementerian hingga pendiri startup.
“Para peneliti sedang berdialog dengan pejabat kementerian, manajer inkubator dan pendiri startup, serta pemodal dan lainnya,” kata Ekonom Utama ADB Paul Vandenberg, salah satu penulis laporan tersebut.