Pasar ponsel pintar atau smartphone Indonesia menyusut 11,9% year-on-year pada kuartal pertama 2023. Namun, perangkat dengan kategori harga tinggi, yakni di atas US$ 600 atau Rp 9 juta, berhasil tumbuh signifikan, dipimpin oleh Samsung dan Apel.
Sementara itu, dalam perhitungan triwulanan, penjualan smartphone juga mencatatkan penurunan sebesar 7,2%.
Menurut International Data Corporation atau IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, penjualan smartphone Indonesia pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat hanya 7,9 juta unit.
Bulan Ramadan yang datang awal tahun ini tidak banyak berkontribusi pada aktivitas belanja di akhir kuartal pertama tahun ini. Namun tidak cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan pasar yang masih jauh lebih rendah dari tahun lalu.
“Pasar smartphone menunjukkan kinerja yang jauh lebih rendah dibanding tahun lalu, meski bulan Ramadhan datang lebih awal tahun ini,” ujar Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (5/6).
Menurutnya, belanja konsumen difokuskan pada pakaian, makanan, dan perjalanan, bukan pada perangkat elektronik. Permintaan pasar diperkirakan akan tetap lemah dan tanpa penggerak utama. Ke depan, pasar ponsel pintar diperkirakan akan turun dalam kisaran persentase satu digit.
Pangsa pasar smartphone di kisaran harga kurang dari US$ 200 atau sekitar Rp 3 juta naik tipis dan mencapai 76% dari seluruh pasar smartphone Indonesia. Meski demikian, penjualan smartphone di segmen ini masih menyusut 8% year-on-year, di tengah konsumsi masyarakat yang menurun.
Segmen mid-range dengan kisaran harga smartphone US$ 200 – US$ 600 atau Rp 3 juta – Rp 9 juta juga mengalami penurunan penjualan sebesar 35%. Namun, perangkat di kategori kisaran harga yang lebih tinggi, yakni di atas US$600 atau Rp9 juta, berhasil tumbuh 71%, dipimpin oleh Samsung dan Apple.
Penjualan smartphone 5G tumbuh 38% YoY, mencapai 18% dari keseluruhan pasar smartphone Indonesia, naik dari 11% pada periode yang sama tahun lalu.