Merebut resmi memiliki bank digital di Indonesia yaitu Super Bank Indonesia (Superbank) sebelumnya bernama Bank Fama Internasional. Namun, kerugiannya lebih besar dibandingkan bank digital milik GoTo dan Shopee di Tanah Air pada kuartal III 2022.
Bank Fama yang didukung Emtek, Grab, dan Singtel resmi bertransformasi menjadi bank digital pekan ini.
“Momen ini memperkuat komitmen kami untuk memperluas akses pembiayaan yang mudah dan bertanggung jawab bagi segmen underbanked,” ujar Direktur Utama Superbank Tigor M Siahaan dalam siaran pers, Senin (20/2).
Tigor menilai industri perbankan Indonesia memiliki potensi besar. Simpanan nasabah pada bank umum di Indonesia terus meningkat. Naik 8% dibandingkan tahun 2021 atau year on year (yoy) menjadi Rp 8.203 triliun tahun lalu.
Sedangkan nilai transaksi bank digital meningkat 28,72% yoy menjadi Rp52.545,8 triliun pada tahun lalu. Nilainya diproyeksikan meningkat 22,13% menjadi Rp 64.175,1 triliun pada tahun ini.
“Superbank diharapkan dapat menjangkau jutaan nasabah UKM dan ritel melalui ekosistem luas yang dimiliki Grup EMTEK, Grab, dan Singtel,” ujar Tigor.
Emtek mengakuisisi Bank Fama pada Desember 2021. Grab dan Singtel juga akan berinvestasi melalui ekuitas pada 2022.
Raih Performa Bank Digital, Shopee, GoTo
Superbank yang didukung oleh Grab, Singtel, dan Emtek akan bersaing dengan beberapa bank digital lainnya, termasuk SeaBank Shopee dan Bank Jago Pergi ke.
Kinerja Bank Fama pada triwulan III tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Modal inti Bank Fama Rp 3,4 triliun pada September 2022 Aset Rp 3,91 triliun pada November 2022 Rugi Rp 123,9 miliar pada November 2022 Pendapatan bunga Rp 150,7 miliar pada November 2022 Beban tenaga kerja meningkat dari Rp 21,8 miliar menjadi Rp 21,8 miliar, 96 miliar pada November 2022 Biaya promosi meningkat dari Rp 328 juta menjadi Rp 27,4 miliar pada November 2022 Biaya alokasi Rp 164 miliar pada November 2022
Sementara itu, kinerja SeaBank di Indonesia pada kuartal III 2022 adalah sebagai berikut:
Pendapatan bunga Rp 3 triliun Beban bunga Rp 706 miliar Laba (rugi) usaha Rp 12,8 miliar
Kemudian, kinerja Bank Jago yang didukung oleh GoTo pada triwulan III tahun 2022 yaitu:
Laba bersih Rp41 miliar, Aset meningkat 44,1% menjadi Rp15,82 triliun, Rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) 112% Pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) 10,5% Capital adequacy ratio (CAR) ) 97% Dana ketiga (DPK) meningkat 186% menjadi Rp7,28 triliun, terdiri dari: Rp 101 miliar Pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat 205% menjadi Rp 1,08 triliun Pendapatan bunga bersih (NII) meningkat 210% menjadi Rp 984 miliar Pembiayaan syariah meningkat 119% menjadi Rp 8,16 triliun Jumlah nasabah pembiayaan meningkat tiga kali lipat menjadi 4,2 juta