Patrick Walujo akan menjabat sebagai komisaris perusahaan GoTo. Patrick adalah Co-Founder dan Managing Partner Northstar Group, investor awal di Gojek.
Pria bernama lengkap Patrick Sugito Walujo itu akan menggantikan posisi Kevin Aluwi yang mengundurkan diri sebagai komisaris perseroan. Kevin adalah salah satu pendiri Gojek.
Patrick secara resmi akan menjabat setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) GoTo yang dijadwalkan pada 2 Maret. “Akan ada sembilan komisaris dan tujuh direktur,” kata CEO GOTO Andre Soelistyo dalam acara Limited Media Discussion GOTO, Rabu (8/2).
Patrick memulai karirnya di Goldman Sachs London dan New York. Dia adalah mantan Wakil Presiden Senior di Pacific Century Ventures, Tokyo.
Adapun rincian posisi Patrick Walujo adalah sebagai berikut:
1997 – 2000 : analis di Goldman Sachs 2000 – 2003 : Senior Vice President di Pacific Century Group Maret 2003 – sekarang : Co-Founder & Co-Managing Partner di Northstar Group September 2021 – sekarang : Dewan Komisaris PT Indosat Tbk
Berdasarkan halaman LinkedIn-nya, dia telah bergabung dengan dua organisasi sejauh ini. Dia menjabat sebagai dewan hubungan eksternal di Dewan Penasihat Global dan sebagai KADIN di Badan Inovasi, Teknologi & Startup.
Lulusan Universitas Cornell, ia memulai karirnya sebagai analis di Goldman Sachs & Co., salah satu bank investasi terbesar di AS. Rincian pendidikan Patrick Walujo adalah sebagai berikut:
1993 : Menyelesaikan pendidikan SMA di Canisius College 1997 : Menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Operations Research & Industrial Engineering di Cornell University di New York
Patrick Walujo sudah beberapa kali angkat bicara tentang awal mula berinvestasi di Gojek. “Saya sudah terlibat sebagai investor di Gojek sejak hari pertama, investor pertama,” ujar Patrick dalam acara Unpar Leader Talks, dikutip dari YouTube Unpar Official pada Mei 2022.
“Saya tanya ke Nadiem Makarim, butuh berapa? US$ 2 juta. Kami pikir itu pasti untung,” katanya lagi.
“Beberapa waktu kemudian memang tidak untung, tapi nilai perusahaan malah meningkat. Mengapa? Karena awalnya Nadiem mengira bisnisnya kecil-kecilan. Baru di Jakarta dan beberapa pengemudi. Tapi permintaan dari minggu ke minggu saat itu 100%,” katanya.
Dia memahami bahwa Gojek membutuhkan dana untuk menarik lebih banyak driver. Dengan begitu, permintaan pengguna bisa terpenuhi.
“Sulit dalam beberapa tahun terakhir, karena pesaing kami telah banyak ‘membakar uang’. Mereka ingin membunuh (bisnis) kami,” kata Patrick. “Hari ini adalah bisnis ride-hailing atau ride-sharing.”
Dan sekarang, dia akan bergabung dengan GoTo.
Dia menilai merger Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021 menjadi peluang besar. “Ini merupakan peluang bagi GoTo Financial,” ujar Patrick di Indonesia PE-VC Summit 2023 yang digelar DealStreetAsia di Hotel Langham, Jakarta, Januari lalu (12/1).
Harga saham GoTo sempat anjlok dan menyentuh lower automatic reject (ARB) pada akhir tahun lalu. Namun, menurut Patrick, perseroan membutuhkan waktu untuk mengembangkan bisnis setelah merger.
“GoTo memiliki pemimpin bisnis yang baik,” katanya. “Jadi saya pikir ini hanya masalah waktu saja.”