Hampir 50% pengemudi ojek online atau ojol bekerja tanpa libur dalam sepekan, berdasarkan survei Institute for Demographic and Poverty Studies alias IDEAS. Mayoritas juga bekerja hingga 16 jam per hari.
Riset itu berdasarkan survei terhadap 225 pengemudi ojek online atau ojol di 10 simpul transportasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi alias Jabodetabek. Survei dilakukan selama April – Mei.
Hasil riset tersebut di antaranya:
68,9% pengemudi ojek online atau ojol bekerja antara 9 – 16 jam per hari 79,6% pengemudi ojek online atau ojol bekerja enam sampai tujuh hari per minggu 42,2% pengemudi ojek online atau ojol bekerja bekerja tanpa libur per minggu
“Mereka bekerja melebihi batas normal lima hari kerja,” kata Direktur IDEAS Yusuf Wibisono dalam keterangan pers, dikutip dari Antara, Selasa (15/8).
31,6% pengemudi ojek online atau ojol yang disurvei mengaku pernah mengalami kecelakaan sejak menjadi mitra aplikator 2,7% dari 31,6% pengemudi ojek online atau ojol yang mengalami kecelakaan, tercatat mengalami luka berat dan motor rusak parah 35,1% pengemudi ojek online atau ojol yang disurvei mengaku tidak memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS Kesehatan 12,9% pengemudi ojek online atau ojol yang disurvei memiliki BPJS Kesehatan karena bantuan atau difasilitasi oleh aplikator
Peneliti IDEAS Muhammmad Anwar menyatakan, waktu bekerja sembilan hingga 16 jam kerja tersebut dihitung saat pengendara ojek online atau ojol berada di luar rumah.
Namun bisa saja total perjalanan atau waktu aktif aplikasi pengemudi ojek online atau ojol hanya empat hingga enam jam kerja. Ini merujuk pada rata-rata kilometer per kendaraan.
“Selebihnya mangkal di tempat berkumpul atau pinggir jalan,” kata Anwar.
Namun IDEAS belum menghitung emisi yang dikeluarkan dari motor pengemudi ojek online atau ojol