Pembuat smartphone Korea Selatan Samsung sedang mempertimbangkan untuk mengubah mesin pencari default pada perangkatnya menjadi Microsoft Bing, daripada selalu menggunakan Google.
Dikutip dari Techspot, pertimbangan untuk mengubah mesin pencari setelah 12 tahun terakhir digunakan didasarkan pada penambahan kecerdasan buatan (AI) Microsoft ke mesin pencarinya. Ini dianggap menarik bagi produsen perangkat.
Microsoft terjun ke revolusi AI generatif dengan cepat. Pada bulan Februari, perusahaan mengumumkan iterasi baru dari mesin pencari Bing yang ditenagai oleh versi AI yang sama di belakang ChatGPT, memperkenalkan kemampuan untuk mengajukan pertanyaan chatbot dan sidebar bertenaga AI untuk menghasilkan teks, gambar, dan lainnya. AI pemuatan Bing kemudian ditambahkan ke bilah tugas Windows 11.
Berkat penambahan fitur AI, menurut Microsoft, Bing telah melampaui lebih dari 100 juta pengguna aktif harian untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Saat ini, Google masih menjadi mesin pencari paling populer di seluruh dunia dengan margin yang besar. Statcounter menempatkan pangsa pasarnya di 93%, dibandingkan dengan tempat kedua Bing dengan persentase di bawah 3%.
Samsung Galaxy Note10 dan Note10+ (ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz)
Seperti ditulis New York Times, kontrak Samsung dengan Google bernilai sekitar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun per tahun. Apple bahkan memiliki kontrak serupa dengan Google senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun yang akan diperpanjang tahun ini.
Kontrak saat ini sedang dalam negosiasi dan Samsung masih dapat menggunakan Google. Ancaman beralih ke Bing dapat digunakan untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik.