Perusahaan China Xiaomi sedang membangun fasilitas produksi di Vietnam. Hal ini untuk meningkatkan efisiensi pengiriman smartphone di pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Selain itu, untuk menekan biaya logistik, kata Xiaomi dikutip dari Global Times, Selasa (5/7).
Biaya pengiriman gadget ke pasar Asia Tenggara memang meningkat, menyusul pandemi Covid-19 dan melonjaknya biaya logistik dalam beberapa tahun terakhir. “Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan bekerja sama dengan mitra untuk mengimplementasikan lokalisasi produksi,” kata juru bicara Xiaomi.
Perangkat Xiaomi yang diproduksi di Vietnam akan dikirimkan ke konsumen di negara tersebut, serta ke negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Xiaomi menginvestasikan US$ 80 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun untuk pembangunan fasilitas produksi seluas 200 ribu meter persegi.
Meski begitu, Xiaomi juga telah membangun pabrik di Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau. Pada Februari 2017 lalu, raksasa teknologi asal China tersebut menggandeng PT Sat Nusapersada (Sat Nusa) untuk memasang smartphone 4G di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan peraturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Xiaomi juga mempekerjakan lebih dari 1.000 pekerja lokal pada tahun 2019, yang bertanggung jawab untuk perakitan, pengemasan, dan kontrol kualitas perangkat.
Di Indonesia, pangsa pasar Xiaomi menempati urutan keempat. Rincian laporan IDC per Juni adalah sebagai berikut:
Samsung 23,3% OPPO 20,2% Vivo 17,1% Xiaomi 14,6% Realme 12,3%
Sementara itu, langkah Xiaomi membangun fasilitas produksi di Vietnam kali ini untuk memperluas kerja sama bilateral.
Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Son di Bagan, Myanmar di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri Lancang-Mekong ketujuh. Keduanya berjanji akan menggunakan 14th China-Vietnam Steering Committee for Bilateral Cooperation nanti sebagai kesempatan untuk melengkapi dan mengkoordinasikan pemajuan kerja sama kedua negara secara komprehensif di berbagai bidang.
Analis teknologi veteran Ma Jihua mengatakan ASEAN adalah mitra dagang terbesar China. Kerja sama industri antara Negeri Tirai Bambu dan ASEAN diprediksi akan menjadi tren jangka panjang bagi banyak industri, termasuk smartphone.
Di satu sisi, Xiaomi menyiapkan lini produksi di Vietnam atau pasar Asia Tenggara lainnya. Ini untuk meningkatkan efisiensi biaya dan pengiriman pembuat alat China.
Selain itu, “mengingat potensi permintaan pasar dan biaya tenaga kerja yang relatif rendah di Vietnam,” kata Ma.