Investor startup East Ventures menilai startup Business to Business (B2B) masih menarik untuk disimak. Hal tersebut disampaikan Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Wilson, Cuaca dalam acara OCBC NISP Business Forum – Indonesia to The Next Level, Selasa (21/3).
Wilson mengatakan sektor B2B berpotensi menghadirkan inovasi eksternal ke dalam ekosistem startup. Hal ini akan membuat perusahaan lebih efisien.
“Sebagai contoh perusahaan logistik, ketika kami tanya ke Waresix, pelanggannya kebanyakan adalah perkebunan, sehingga muncullah startup bernama GoKomodo,” ujar Wilson.
Lebih lanjut Wilson mengatakan, saat ini masalah edukasi konsumen relatif baik. Di sisi lain, meski melihat B2B sebagai sektor yang menarik, Wilson menekankan bahwa dirinya harus mencari entrepreneur yang baik untuk menjalankan bisnis tersebut.
Wilson mengungkapkan, yang dilihat East Ventures dalam berinvestasi di startup adalah founder. Selama proses tersebut, interaksi langsung dengan pendiri juga diperlukan.
“Kami benar-benar menilai dari caranya berbicara,” kata Wilson.
Selain mempertimbangkan jenis usaha dan ide pendirinya, Wilson mengatakan East Venture juga memiliki beberapa kriteria. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Jangan berinvestasi pada pendiri tunggal, karena menjalankan startup sangat melelahkan.
“Menjalankan startup itu sangat sulit, butuh support system 2 atau 3 (founder) oke,” ujar Wilson.
2. Jangan berinvestasi pada startup yang dikelola oleh banyak manajemen. Menurut Wilson, situasi ini akan menimbulkan beberapa masalah.
“Selain sulit dan melelahkan, menurut saya ini tentang keluarga, sangat sulit ketika Anda berdua pergi dari kantor ke rumah membicarakan hal yang sama,” kata Wilson.
Namun, dia menekankan bahwa faktor seperti jenis kelamin, pendidikan, keluarga dan usia tidak penting.