Startup energi terbarukan Indonesia Suryanesia mendapat pendanaan awal US$ 2 juta atau sekitar Rp 31 miliar. Dana tersebut dipimpin oleh Intudo Ventures.
Ada sejumlah investor malaikat yang berpartisipasi, termasuk eksekutif dari perusahaan konsultan manajemen, perusahaan ekuitas swasta, dan dana kekayaan negara.
Suruanesia akan menggunakan dana langsung untuk mengembangkan tim. Tujuannya adalah untuk mempercepat upaya pemasaran dan penyelesaian proyek.
Selain itu, perusahaan memiliki rencana jangka panjang untuk memperluas produksi listrik tenaga surya dan perumahan secara mandiri, seperti tenaga angin, penyimpanan baterai, dll.
Ekspansi produksi tersebut bertujuan untuk memenuhi peningkatan permintaan energi terbarukan di Indonesia.
Pendiri dan CEO Suryanesia Rheza Adhihusada mengatakan misi perusahaan adalah memberdayakan konsumen, bisnis, dan pemerintah untuk memanfaatkan teknologi dan solusi baru yang mengatasi perubahan iklim.
“Kami sangat senang membantu pelanggan menghemat uang dan bertindak ramah lingkungan. Sehingga mempercepat transisi Indonesia menuju energi terbarukan,” kata Rheza dikutip dari Technode Global, Kamis (22/12).
Perusahaan didirikan pada Agustus 2021. Suryanesia menawarkan solusi Solar-as-a-Service bagi pelanggan komersial dan industri untuk beralih ke energi terbarukan.
Suryanesia membiayai, memasang, mengoperasikan, dan memelihara tata surya atap pelanggan. Energi bersih yang dihasilkan diklaim dapat membantu pelanggan menghemat tagihan listrik dan mengurangi jejak karbon.
Perusahaan bertujuan untuk dapat memberikan berbagai pengalaman kepada pelanggan, seperti:
Memberikan pendidikan pelanggan end-to-end, teknik dan layanan manajemen peraturan untuk memastikan pelanggan memiliki ketenangan pikiran sambil menikmati penghematan energi.
Tim Suryanesia melakukan analisis struktural yang ketat dan memberikan rekomendasi perkuatan untuk memastikan bangunan klien aman untuk pemasangan panel surya.
Pelanggan Suryanesia berasal dari berbagai sektor, seperti pemilik pusat perbelanjaan, produsen fast moving consumer goods (FMCG), tekstil, farmasi, plastik, barang industri, dan furnitur.
Suryanesia mengklaim, pelanggan bisa menghemat US$20 ribu hingga US$50 ribu setiap tahun.
“Selama dekade berikutnya, kami yakin Indonesia akan menjadi kekuatan pendorong dekarbonisasi,” kata Co-Founder Intudo Ventures Patrick Yip.
Menurutnya, penawaran Solar-as-a-Service Suryanesia membantu pemangku kepentingan komersial dan industri mengurangi jejak karbon mereka sekaligus meningkatkan profitabilitas.