Startup teknologi finansial alias fintech masih menjadi prioritas investor tahun ini. Bagaimana dengan tahun depan, ketika kredit macet fintech loan atau pinjaman online melambung tinggi?
Katadata.co.id menyebutkan, total ada 90 akad pembiayaan untuk startup tahun ini. Sebanyak 20 di antaranya diakuisisi oleh startup di sektor fintech, baik di subsektor pembayaran, payment gateway, asuransi (insurtech), crypto, dan online lending.
Setiap tahunnya, startup fintech selalu mendapatkan alokasi dana terbanyak di Indonesia. Edward Ismawan Chamdani, Co-Founder dan Managing Partner Ideosource dan Gayo Capital, menilai sektor ini masih akan diminati tahun depan.
“Sektor pertanian, perikanan, fintech, logistik, dan kuliner tahun ini cukup menarik dari sisi pengembangan dan investasi,” ujar Edward kepada Katadata.co.id, Senin (26/12). “Tahun depan, sektor ini akan terus berkembang.”
Ia juga melihat potensi startup di sektor ini untuk bergabung tahun depan. “Ini untuk memperluas jangkauan produk atau layanan dan jumlah transaksi,” katanya. Dengan begitu, akan lebih menarik bagi calon investor.
Selain itu, sektor energi terbarukan dan ekonomi hijau diprediksi akan semakin ramai tahun depan. “Hal ini terlihat dari kesadaran masyarakat global pada umumnya,” ujarnya.
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang cukup aktif dalam mempraktekkan green economy.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, e-commerce, fintech, logistik, pendidikan, dan kesehatan masih akan diminati tahun depan.
Namun, pinjaman fintech menghadapi peningkatan kredit macet tahun ini. Dengan rincian sebagai berikut:
Infografis_Tumpukan Pinjaman Fintech Kredit Macet (Katadata/ Nurfathi)