Rumor beredar di media sosial bahwa startup pendidikan atau edutech Zenius akan diakuisisi oleh perusahaan sejenis Sekolah.Mu. Pekan lalu, Zenius dikabarkan tengah berdiskusi untuk menjual perusahaan tersebut.
DealStreetAsia adalah pihak pertama yang melaporkan bahwa Zenius sedang dalam pembicaraan untuk menjual perusahaan tersebut. Tiga sumber mengatakan perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan pusat bimbingan lokal yang juga memiliki platform pendidikan.
Minggu ini kembali muncul kabar di media sosial bahwa Sekolah.Mu akan mengakuisisi Zenius.
Katadata.co.id mengkonfirmasi kabar tersebut kepada Zenius. “Mohon maaf, untuk saat ini kami belum bisa memastikannya,” ujar Zenius kepada Katadata.co.id dalam keterangan pers, Rabu (5/7).
Manajemen menyampaikan, visi Zenius adalah bekerja sama menjadikan masyarakat Indonesia pintar, cerdas, dan menyenangkan.
“Zenius selalu berupaya bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama untuk memperbesar dan mempercepat dampak positif di bidang pendidikan,” ujarnya.
“Dengan visi tersebut, kami selalu terbuka untuk menjalin kerjasama dengan individu, perusahaan atau organisasi yang memiliki tujuan yang sama,” tambah manajemen Zenius.
Sekolah.Mu hadir di tahun 2019 atau sebelum wabah corona. Startup ini mengusung konsep blended learning atau menggabungkan pembelajaran online dan offline.
Per Maret 2022, startup ini memiliki 5,3 juta siswa dan merekrut lebih dari 1.000 guru. Sekolah.Mu juga menjadi salah satu platform yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan program Kartu Prakerja.
Sedangkan Zenius didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta pada 2007. Posisi Sabda PS sebagai CEO digantikan Rohan Monga pada 2019. Sabda menjadi Chief Education Officer Zenius.
Rohan memiliki pengalaman lebih dari 13 tahun di bidang teknologi. Dia sebelumnya menjabat sebagai COO Gojek.
Menurut situs web CB Insights, Zenius menerima total dana sebesar US$40 juta dari Alpha JWC Ventures, Beacon Venture Capital, MDI Ventures, Northstar Group, dan OpenSpace Ventures.
Pada Februari lalu, Zenius menerapkan pemutusan hubungan kerja alias PHK bagi karyawan. Ini adalah ketiga kalinya startup memangkas jumlah karyawan sejak 2022.
Zenius mengatakan PHK dilakukan karena iklim ekonomi saat ini menciptakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para startup di seluruh dunia.
“Zenius harus menyelaraskan dan memprioritaskan kembali organisasi untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang,” kata perusahaan itu dalam siaran pers kepada Katadata.co.id, Februari (28/2).
“Untuk mencapai tujuan mencapai arus kas positif dan memastikan kelangsungan bisnis, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang akan berdampak langsung pada karyawan,” tambah perusahaan.
Startup pendidikan tersebut kini fokus mengoptimalkan seluruh aspek bisnis untuk meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja.
Startup pendidikan ini sebelumnya mem-PHK lebih dari 200 pekerja pada Mei 2022.
Kemudian Zenius melakukan PHK pada Agustus 2022, namun jumlahnya tidak diungkapkan. Jumlah karyawan yang terkena PHK kali ini disebut sebanyak 30 orang.