Startup perikanan eFishery dan Aruna menargetkan pasar baru di negara lain tahun ini. Negara yang ditargetkan berkisar dari Eropa, India hingga China.
Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengatakan perusahaan sedang bersiap untuk memperluas bisnisnya ke India dan Vietnam.
“Masih pilot, tapi tahun ini komersial,” kata eFishery kepada Katadata.co.id di sela-sela Indonesia PE-VC Summit 2023 yang digelar DealStreetAsia di Hotel Langham, Jakarta, Kamis (12/1).
Pasar India dan Vietnam dianggap besar. “Fokus kami adalah perluasan pasar, namun fokusnya tetap di Indonesia,” imbuhnya.
Pada Januari 2022, dia mengungkapkan rencana eFishery untuk menargetkan Thailand, India, dan China. Perusahaan melanjutkan targetnya untuk berekspansi ke ASEAN lebih cepat, sedangkan India dan China masuk dalam rencana lima tahun.
Saat itu, dia juga mengatakan bahwa eFishery akan fokus pada pengembangan bisnis, hanya mencatatkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Startup memancing lainnya, Aruna, juga berencana memperluas pasar. Startup yang didukung oleh East Ventures ini telah menjual produknya ke beberapa negara, namun yang terbesar adalah Amerika dan China.
“Kami ingin memperluas pasar ke Eropa dan Australia,” ujar Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty kepada Katadata.co.id. “Mudah-mudahan akhir tahun ini.”
Dia mengatakan, permintaan paling banyak adalah dari Amerika Serikat (AS) dan China, yakni krustasea seperti kepiting, udang, lobster. Khusus untuk Amerika, konsumen juga meminati ikan seperti tuna dan kerapu.
Berdasarkan riset internal Aruna, permintaan konsumen di Eropa diperkirakan serupa dengan Amerika Serikat.
Selain itu, “mereka tertarik dengan produk yang berkelanjutan atau ramah lingkungan,” katanya. Sedangkan Aruna telah menerapkan konsep keberlanjutan. “Itu sesuai dengan kebutuhan pasar Eropa,” katanya.
Aruna juga fokus meningkatkan produktivitas nelayan dalam negeri tahun ini. Dari segi jumlah, startup ini menargetkan untuk menambah jumlah nelayan dari 178 menjadi sekitar 250 nelayan.
Itu di 31 provinsi, kata Tari. “Fokus perusahaan adalah meningkatkan produksi, misalnya nelayan menangkap dua ikan, empat ikan itu beragam.”