Potensi teknologi genomik dalam merevolusi sistem dan infrastruktur kesehatan Indonesia sangat besar. Selain berperan sebagai solusi alternatif untuk memperpanjang usia manusia, inovasi di bidang genomik berpotensi mendongkrak pertumbuhan nilai ekonomi hingga US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.500 triliun.
“Ada dampak ekonomi yang luar biasa yang dapat ditimbulkan oleh genomik di Indonesia yang berpotensi membuka nilai miliaran dolar. Namun kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam tahap awal genomik dan kita harus bekerja sama membuat peta jalan yang memandu pengembangan bidang ini,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang dikutip pada Sabtu (18/2).
Dalam buku putih berjudul “Genomics: Leapfrogging into the Indonesian healthcare future”, yang diluncurkan oleh East Ventures bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Konsultan Strategi Redseer, dipaparkan pemahaman yang komprehensif tentang peran genomik dalam meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia. Selain itu, buku putih ini dapat menjadi panduan bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki sistem dan infrastruktur kesehatan Indonesia di masa mendatang.
Menkes menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman genomik yang mencakup lebih dari 17.000 pulau tropis. Banyaknya variasi genom di negara ini sangat mencengangkan, dan menghadirkan tantangan dan peluang unik, termasuk di bidang kedokteran.
Kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini tertinggal dari negara lain dalam hal pengeluaran pelayanan kesehatan dan angka harapan hidup. Dengan populasi yang menua, perencanaan dan tindakan mendesak diperlukan untuk memastikan akses ke perawatan medis yang efektif dan efisien untuk semua.
“Di sinilah bidang genomik dan kedokteran presisi berperan, menawarkan pendekatan transformatif untuk mendiagnosis dan merawat pasien dengan mempertimbangkan susunan genetik unik setiap individu,” kata Menkes.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah harus mengembangkan empat pilar utama. Yaitu kebijakan, infrastruktur, pembiayaan, dan sumber daya manusia. “Pilar ini penting untuk memastikan bahwa manfaat genomik dan pengobatan presisi terwujud dan investasi yang diperlukan dilakukan untuk mendukung pertumbuhan bidang penting ini,” katanya.
Lebih lanjut, white paper ini, jelas Menkes, merupakan hasil kerja sama antara para ahli terkemuka di bidang genomik, kesehatan, dan kebijakan publik.
Selain itu, dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang keadaan genomik saat ini di Indonesia, serta rekomendasi praktis tentang bagaimana hal itu dapat diintegrasikan ke dalam sistem layanan kesehatan untuk meningkatkan hasil pasien.
Buku putih ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk mendukung perjalanan genomik di Indonesia.
Sementara itu, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan populasi yang sehat merupakan salah satu aset bangsa yang paling penting. “Oleh karena itu kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung perkembangan wisata kesehatan Indonesia,” ujarnya.
Sebagian besar penduduk Indonesia berusia muda, diperkirakan cepat menua dan berpotensi membebani infrastruktur kesehatan. Untuk mengurangi potensi krisis kesehatan, genomik dapat menjadi alternatif untuk memberikan perawatan preventif dan solusi pengobatan yang tepat.
Dengan aplikasi dalam kedokteran dan bioteknologi, genomik dapat mengarah pada perawatan, terapi, produk, dan teknologi baru. Bahkan memiliki potensi untuk mengubah ekosistem kesehatan.
“Kami yakin teknologi ini akan berperan penting dalam peningkatan diagnosa medis, pengobatan dan pencegahan penyakit kritis di Indonesia. Kami akan menggandakan investasi kami di sektor ini, ”kata Willson.