Impian Eunice Budiharjo untuk menjadi seorang guru terhenti ketika mendengar komentar dari keluarganya. Di mata orang tua Founder dan CEO Cerah.co, sepertinya menjadi guru tidak akan menghasilkan banyak uang.
Pandangan ini mungkin terkait dengan latar belakang orang tua Eunice yang berprofesi sebagai korporasi bisnis. Hal ini pula yang mendorongnya mengambil jurusan manajemen keuangan saat kuliah di Universitas Methodist Indonesia.
Setelah lulus, wanita asal Medan ini bekerja di sebuah perusahaan bank asing. Saat pertama kali terjun ke dunia kerja, keinginan Eunice untuk bekerja di dunia pendidikan kembali mengemuka.
Dia juga mengambil pekerjaan paruh waktu mengajar bahasa Inggris di Medan. Akibatnya, penghasilan per jamnya lebih besar daripada upah per jamnya di bank asing.
Dari situ, Eunice mantap merambah dunia pendidikan. Ia pernah bekerja di lembaga pendidikan bahasa Inggris sebelum mendirikan Cerah.co pada tahun 2017.
Cerah.co adalah platform pembelajaran bahasa Inggris online yang menyatukan siswa dan guru untuk mencapai tujuan peningkatan bahasa Inggris mereka. Pemula memfasilitasi pembelajaran untuk anak-anak dan orang dewasa.
Menolak Model Kursus Konvensional
Sebelum memulai Cerah.co, Eunice diajak oleh seorang temannya untuk membuka kursus bahasa Inggris. Dia ditawari untuk mengajar di toko yang sudah dimiliki temannya. Tapi dia menolak.
Eunice tidak percaya bahwa mengajar bahasa Inggris kepada puluhan orang bisa efektif. Menurutnya, obrolan yang merupakan inti dari bahasa akan sulit dilakukan jika melibatkan lebih dari empat orang.
“Kalau lagi hangout sama teman-teman, kalau lebih dari empat orang jadi ribet ngobrolnya,” ujarnya dalam program Imapcttalk Vodacst beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Cerah.co hanya menawarkan les berkelompok maksimal empat orang. Strategi ini berlaku untuk anak-anak dan orang dewasa. Tarif mulai dari Rp 49.500 per jam untuk empat orang hingga Rp 99.000 per jam untuk sesi pribadi.
Model pengajaran online ini juga membuat mahasiswa di startup ini tidak hanya dari Indonesia saja. Melihat situs resminya, startup ini juga telah mengajarkan bahasa Inggris ke bahasa Spanyol dan Panama.
Pembelajaran Bahasa Berbasis Percakapan
Eunice sangat menekankan pentingnya percakapan dalam kemampuan bahasa seseorang. Menurutnya belajar berbicara itu ideal karena kebanyakan anak belajar berbicara sejak kecil.
“Tidak ada yang mengajari kami bahwa buku adalah buku. Tapi kami selalu mendengar bahasanya sampai kata pertama yang muncul adalah bahasanya,” kata Eunice.
Dengan menekankan pada percakapan, pembelajar juga akan lebih nyaman berlatih satu lawan satu. Menurut Eunice, belajar bahasa Inggris di Indonesia terlalu dibatasi oleh tata bahasa.
Apakah ini berarti pembelajaran bahasa di Cerah tidak peduli tata bahasa? Eunike membantah. Menurutnya, tata bahasa tidak bisa dipisahkan dari percakapan. “Tata bahasa langsung digunakan untuk percakapan, bukan hanya untuk membaca,” katanya.
Guru bahasa Inggris di Cerah kemudian merancangnya agar percakapan yang digunakan dapat mencakup jenis tata bahasa yang perlu dipelajari. Misalnya, pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari melibatkan masa kini.
Percakapan antara guru dan siswa inilah yang menjadi dasar penilaian keterampilan berbicara dalam Cerah. Guru-guru di Cerah akan mengoreksi cara bicara siswa yang salah dan itu akan menjadi dasar perkembangan siswa. “Belajar bahasa itu bukan menghafalnya, tapi seberapa sering kamu menggunakannya,” ujarnya.